22 Sep 2023
Dasar – dasar Jurnalistik
DASAR-DASAR JURNALISTIK
SEBAGAI sebuah ilmu, jurnalistik mungkin terbilang masih baru dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya yang sudah ada sejak jaman dahulu kala. Namun, jika dipandang sebagai sebuah proses atau kegiatan sosial yang dilakukan manusia, maka jurnalistik sudah ada seiring peradaban manusia. Dalam prakteknya, kegiatan jurnalistik mulai berkembang sejak ditemukannya alat cetak untuk membuat surat kabar. Kehadiran surat kabar tersebut diiringi pula dengan keinginan untuk mempelajari persuratkabaran, yang dalam bahasa Jerman disebut Zeitungswissenschaft, sedangkan orang Inggris menyebutnya Journalism, dan di Indonesia dikenal dengan sebutan Jurnalistik.
Jurnalistik didefinisikan sebagai suatu keterampilan atau kegiatan mengelola bahan berita, mulai dari peliputan sampai pada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat secara rutin setiap hari, melalui surat kabar dan majalah atau memancarkannya melalui siaran radio dan siaran televisi. Bagi wartawan atau jurnalis, memahami ilmu dan teknik jurnalistik tentu merupakan hal yang mutlak. Namun demikian, masyarakat pembaca, pendengar, atau pemirsa pun penting mengenal dan memahami jurnalistik agar tidak menjadi objek pasif media massa.
Wartawan, dengan aktivitasnya tersebut, dapat disebut saksi sejarah sekaligus terus menuliskan catatan sejarah. Mantan editor Washington Post, Phil Graham menggambarkannya sebagai “naskah kasar pertama sejarah” (a first rough draft of history) karena wartawan sering merekam peristiwa bersejarah pada saat kejadiannya dan pada saat yang sama harus membuat berita dalam tenggat waktu (deadline) yang pendek.
Istilah jurnalistik itu sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yakni : 1) secara harfiyah; 2) secara konseptual; dan 3) secara praktis. Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, du jour yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran-lembaran tercetak.
Sedangkan secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari 3 (tiga) sudut pandang, yakni sebagai 1) proses; 2) teknik; dan 3) ilmu.
· Sebagai proses
Jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
· Sebagai teknik
Jurnalistik adalah keahlian (expertise) atau keterampilan (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.
· Sebagai ilmu
Jurnalistik adalah bidang kajian mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri.
Sementara jurnalistik dalam sudut pandang praktis adalah disiplin ilmu dan teknik pengumpulan, penulisan, dan pelaporan berita, termasuk proses penyuntingan dan penyajiannya. Produk jurnalistik, yakni berita, disajikan atau disebarluarkan melalui berbagai jenis media massa, termasuk suratkabar, majalah, radio, dan televisi serta internet (media online). Setiap harinya, para jurnalis atau wartawan melakukan kegiatan peliputan berbagai peristiwa atau kejadian penting untuk selanjutnya diberitakan atau disiarkan agar peristiwa atau kejadian tersebut diketahui oleh publik secara luas dan serentak.
Pengertian Jurnalistik
Secara etimologis atau asal kata, istilah jurnalistik atau dalam bahasa Inggrisnya Journalism, dan dalam bahasa Belandanya Journalistiek, berasal dari perkataan Prancis, Journa yang artinya surat kabar (Adinegoro, 1961). Istilah Journa sendiri berasal dari kata lain, Diurna, yang artinya tiap hari, harian, atau catatan harian (Muis, 1996).
Sedangkan pelakunya disebut Diurnarii (latin) atau dalam bahasa Inggris disebut Journalist, yaitu orang yang bertugas untuk mengumpulkan, mengolah dan kemudian menyiarkan “catatan-catatan harian” itu untuk kemudian diistilahkan berita. Sementara berdasarkan suku kata, istilah Jurnalistik terdiri atas Jurnal dan Istik. Jurnal berarti harian atau tiap hari atau catatan harian, sedangkan Istik mengandung makna seni yang merujuk pada istilah estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan.
Dengan demikian, secara maknawiyah, jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari. Karya seni dimaksud memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian publik (pembaca, pendengar, pemirsa), sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya. Secara lebih luas, pengertian jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, opini dan perilaku khalayak (feedback) sesuai dengan kehendak para jurnalisnya atau media massanya.
Seiring perkembangan Ilmu Jurnalistik, sejumlah pakar, praktisi, dan teoritisi komunikasi dan jurnalistik berupaya untuk mendefinisikannya dari berbagai sudut pandang masing-masing, kendati pada dasarnya memiliki makna yang hampir sama. Untuk memeroleh arti yang lebih jelas dan komprehensif mengenai Jurnalistik, berikut sejumlah definisi dari sejumlah pakar, tokoh dan teoritisi Ilmu Komunikasi dan Ilmu Jurnalistik berdasarkan sudut pandang dan interpretasi masing-masing.
Source : https://medium.com/@koorniawaty78/dasar-dasar-jurnalistik-b79ca768a4cf